-->
Kamis 10 04 2025

Postingan Terupdate

Sabar sabar dan Sabar

BUAH SABAR BAGI YANG BERIKHTIAR DAN BERTAWAKAL  Sahabat gudang syair ,Percayalah bahwa bukan hanya kita seorang yang senantiasa Allah Azza w...

Mulai lelah beribadah ingat ini

gudang syair
09 Desember, 16.11 WIB Last Updated 2024-12-10T00:11:17Z
masukkan script iklan disini

Tetap Semangat walaupun lelah dalam ibadah

 


Sobat gudang syair, Siapakah di dunia ini yang tak pernah merasakan lelah? Semuanya pernah mengalaminya. Kehidupan ini selalu berputar lelah dan _fresh_ nya tubuh, datang silih bergantian. Tak perlu kita bermimpi menghindar dari kondisi ini. Seperti impian orang-orang malas. Mukmin itu, seorang pejuang, yang siap lelah demi kebaikan, yang siap berkorban demi keridhaan Allah Azza wa Jalla...

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah menyampaikan pesan semangat melalui sabdanya,

اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ، اِحْرِصْ عَلىَ ماَ يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ


“Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang Mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (dari keduanya) ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah. Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan. Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.”

(HR. Muslim)

Sehingga untuk memiliki iman yang sempurna, seseorang harus siap berjuang, siap lelah demi meraih cinta Sang Pencipta...

Saudaraku, Yang menjadi persoalan, bukan soal lelah atau tidak lelah, tapi untuk apa seseorang menghabiskan lelahnya?

Coba kita lihat ke luar sana, betapa banyak orang-orang yang durhaka kepada Allah Azza wa Jalla, rela berlelah-lelah. Bahkan mereka menikmati kelelahan mereka dan berusaha menghibur diri dengan kata-kata ‘mutiara’ untuk tetap bertahan dan sabar, melalui lelah mereka. Orang-orang kafir, rela berlelah ria, demi membela kekafirannya. Pada pendosa, rela berlelah ria, sampai terwujudlah dosanya...

Mereka mencari neraka, pun rela untuk lelah. Para pencari surga semestinya lebih rela untuk lelah...

Saudaraku, Fir’aun dan bala tentaranya, rela lelah mengejar Nabi Musa dan pengikutnya, sampai rela menyeberangi lautan, hingga mereka mati dalam lelah tenggelam di laut merah...

Saudaraku,Tentu berbeda lelahnya kaum kafir dan musyrikin dengan orang-orang beriman. Lelahnya orang-orang kafir dan musyrikin adalah kepedihan, siksaan dan murka Allah Azza wa Jalla. Adapun lelahnya orang-orang beriman, adalah kenangan bahagia, nikmat dan ridha Allah Azza wa Jalla...

إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٞ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ


"Jika kalian (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zhalim."

(QS. Ali ‘Imran: 140)

Maka jika mereka pun berani lelah untuk mencari neraka Allah Azza wa Jalla, mengapa kita tidak berani lelah untuk mencari surga Allah Azza wa Jalla?

Saudaraku, Allah Azza wa Jalla amat senang melihat bekas-bekas lelahnya orang-orang beriman, saat mereka berjuang untuk meraih ridha-Nya...

Meraih surga bukan hal mudah yang cukup diraih dengan angan-angan dan bermalas-malasan. Penduduk surga adalah orang-orang yang diuji dengan berbagai perjuangan dan pengorbanan, yang melelahkan jiwa, raga dan pikiran, lalu mereka lulus ujian. Penduduk surga adalah, pejuang tangguh, orang-orang rela berkorban tanpa pamrih kecuali cinta Rabb mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ


"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?
Sungguh! Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."

(QS. Al-Ankabut, 2-3)

Oleh karena itu, dalam banyak ayat, Allah Azza wa Jalla menceritakan apa sebabnya mereka bisa masuk surga. Yaitu karena kesabaran mereka menahan ‘lelah’ demi _Lillah_ (hanya karena Allah Azza wa Jalla semata) memperjuangkan surga. Allah Azza wa Jalla berfirman,


أُوْلَٰٓئِكَ يُجۡزَوۡنَ ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةٗ وَسَلَٰمًا


"Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi dalam surga atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam."

(QS. Al-Furqan: 75)

Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُواْ جَنَّةٗ وَحَرِيرٗا * مُّتَّكِـِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِۖ لَا يَرَوۡنَ فِيهَا شَمۡسٗا وَلَا زَمۡهَرِيرٗا


"Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera.

masukkan script iklan disini
Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan."

(QS. Al-Insan: 12 – 13)

Allah Azza wa Jalla berfirman,

إِنِّي جَزَيۡتُهُمُ ٱلۡيَوۡمَ بِمَا صَبَرُوٓاْ أَنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ


"Sesungguhnya pada hari ini Aku memberi ganjaran kepada mereka, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."

(QS. Al-Mu’minun: 111)

Saudaraku, Ada dua daun timbangan di hari penghitungan amal nanti ( _Yaumul Hisab_). Satu untuk menimbang amalan baik, satu untuk menimbang amalan buruk. Dalam kitab _Syarah Akidah Thahawiyah,_ Ibnu Abil ‘Iz menerangkan,

والذى دلت عليه السنة: أن ميزان الأعمال له كفتان حسيتان مشاهدتان


(Syarah Thahawiyah, hlm. 472)

Atas dasar rahmat Allah Azza wa Jalla satu amalan kebaikan dilipatkan minimal sepuluh kali lipat, amal dosa tidak dilipatkan, satu perbuatan dosa dihitung satu dosa...

Allah Azza wa Jalla berfirman,

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ


"Siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizhalimi)."

(QS. Al-An’am: 160)

Maknanya, satu timbangan amal kebaikan, lebih berat sepuluh kali lipat daripada satu timbangan amalan dosa...

Sekarang kita mencoba mengingat, sudah berapa banyak dosa yang dilakukan. Sudah berapa lelah yang terkorban untuk maksiat daripada untuk taat. Saatnya menebus lelahnya dosa-dosa kita itu dengan _Lillah,_ lelah beribadah kepada Allah Azza wa Jalla...

Kita periksa mata kita, pernahkah lelah karena melihat hal-hal yang Allah Azza wa Jalla haramkan? Jika iya, mari kita lelahkan mata kita untuk ibadah, membaca Al Qur'an, membaca kitab hadits-hadits Nabi, membaca buku-buku agama yang membuat kita semakin mengenal  Allah Azza wa Jalla serta melahirkan takwa dan takut kepada Allah Azza wa Jalla. Agar lelahnya mata kita saat taat ibadah, dapat melebur dosa lelahnya mata kita saat kita gunakan untuk maksiat...

Kaki kita pernah lelah untuk berbuat maksiat? Jika iya, mari lelahkan kaki kita kita untuk ibadah, melangkahkan kaki ke masjid, ke majelis ilmu, thawaf di baitullah, sa'i antara _safa_ dan _marwa._ Agar lelahnya kaki kita saat ibadah, dapat menebus dosa lelahnya kaki kita saat kita langkahkan untuk maksiat...

Demikian pula, telinga, hati, pikiran, seluruh anggota badan kita. Karena kebaikan akan senantiasa menghapus keburukan...

Rasulullah  shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن


"Bertaqwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik."

(HR. Ahmad 21354)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berlelah dalam taat beribadah untuk _Lillah,_ meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.

Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+