-->

Postingan Terupdate

Bekal meningkat Akherat Nikmat

BEKAL AMAL HARUS KIAN BERTAMBAH, SEIRING AJAL KIAN BERKURANG Sobat gudang syair , Waktu adalah laksana pedang, jika kita tidak mampu memanfa...

Bekal meningkat Akherat Nikmat

gudang syair
08 Oktober, 21.32 WIB Last Updated 2025-10-09T04:32:50Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

BEKAL AMAL HARUS KIAN BERTAMBAH, SEIRING AJAL KIAN BERKURANG


Sobat gudang syair, Waktu adalah laksana pedang, jika kita tidak mampu memanfaatkannnya, waktu sendiri yang akan menebas kita. Semangatlah dalam memanfaatkan waktu luang kita untuk kebaikan dan ketaatan, bukan untuk kemaksiatan. Karena jika kita tidak disibukkan untuk kebaikan dan ketaatan, tentu kita ada sisa waktu yang akan beralih pada hal-hal sia-sia yang tidak ada manfaatnya.

Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah Azza wa Jalla kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ


“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.” (QS. Ibrahim : 34)

Saudaraku,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah Azza wa Jalla kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ


“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.”(Muttafaqun ‘alaih)

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththal. Beliau mengatakan, ”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, dialah yang tertipu.”

Itulah manusia. Banyak yang telah terbuai dengan kenikmatan. Padahal setiap nikmat yang telah Allah  Azza wa Jalla berikan akan ditanyakan. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ


“Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu.”
(QS. At Takaatsur: 8)

Saudaraku, Waktu yang telah berlalu tidak mungkin dapat kembali lagi. Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi,

الوقت أنفاس لا تعود


“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

Syaikh ‘Abdul Malik Al Qasim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang Muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan dan ketaan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” 
(Lihat risalah _Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud,_ hlm. 3)

Saudaraku,Dalam kitab _Al Jawaabul Kaafi_ karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasihat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:

الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل


“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”

Saudaraku, Senantiasalah kita meminta pada Allah Azza wa Jalla kebaikan pada hari ini dan hari besok karena hanya orang yang mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Azza wa Jalla yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu. Ibnu Mas’ud berkata,

ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ


“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku semakin berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”

Al Hasan Al Bashri berkata,

ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ  ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ


“Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.”

Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa mengkaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah untuk senantiasa memanfaatkan sisa waktu dengan sebaik-baiknya dalam kebaikan dan ketaatan untuk meraih ridha-Nya.

Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+