Puisi Alunan Rindu - Gunung Bromo - Rapuh
GUNUNG BROMO
Kau adalah gunung bromoku Suasana yang kunikmati dulu Pengorbananku terlihat dari langkah-ku
Jarak antara sini hingga situ
Sejauh apakah keberadaanmu
Kutetap melangkah hanya untukmu Karna kau tujuan utamaku Hingga saatnya kubertemu denganmu Kau tahu..
Tak bisa kugambarkan kebahagiaanku Pada raut wajahku saat itu Sungguh terasa sejuk berada disam-pingmu
Hingga membuatku enggan tuk me- ninggalkanmu
Kau adalah pemenang di hatiku Walau sejatinya hanyalah sebuah batu Kau tetap berarti bagiku
Namun kini kita telah jauh
Walau hati ini berteriak "tak mau" Tapi seperti inilah takdirmu dak aku Yang terpisah sesuai berjalannya waktu
Do'a yang kupanjatkan untukmu Semoga kita bersama seperti dulu Meskipun status kita hanyalah sebatas
teman baru
(D'Arno)
ALUNAN RINDU
Keheningan kalam....
Remangan alunan syahdu mengalir
Buat kerinduan tak bertepi Bahkan samudra pun tak bisa jadi saksi
Nada itu masuk menembus kalbu,tak ingin geser bahkan pindah Kaumnya menyebut dengan nama keagungan Sholawat
Membacanya saja buat kagum dunia
Pemimpin kaum resolusi jihad Salam rindu tak butuh kata
Namun bukti fakta Bolehkah abdi bersua dengan Mu? Ya Syaidi Ya Rasulullah
Pengakuan umat adalah muhim Syafaat asaku tuk gapai ridho Robbi
AKU
Garis Khatulistiwa tak mampu untuk mendefinisikan siapakah diriku Entah pemarah ataupun sering men-Cucu
alAsannya duniapun tak tahu Ku ingin hidupku berjalan layaknya salju Urusan musuh, biarlah melaju
Inilah aku..
Nasib berada tepat digenggamanku walau Gelapnya malam seiring meng-hantuiku
Siapapun tak berhak mengekangku Untuk menjadi sutradara masa depan-ku akan ku buktikan siapa aku..
(zizah)
RAPUH
Kata demi kata engkau ucapkan Dengan beribu juta semangat tak terbatas
Walau suara tak lagi jelas Demi santrimu kau rela untuk totalitas Selalu ajarkan apa yang engkau punya Bukan hanya kalam kau tanamkan Tindakan yang selalu kau cerminkan Berdo'a selalu kau lakukan setiap malam
Matahari bersinar terang Bukan untuk memaki awan
Atau bahkan meniadakan bintang Cahaya terang selalu kau pancarkan Petik hikmah yang selalu kami lakukan Engkau kekasih sang maha pencipta
Engkau bagai sang ayah
Tanpamu ku tak berarah
Engkau Kekasih sang Maha Pencipta
Dengan segala apa yang punya Berlutut dengan penuh tangisan Bersimpuh tanpa ada keberanian Tak lagi butuh harta benda dari kita Fatihah adalah hadiah terindah Syaikh Masbuhin Faqih sang penerang jiwa