Puisi dalam Secangkir Kopi
Sahabat Gudang Syair Berikut ini ada beberapa Puisi yang saya Ambil Dari Majalah Alfikrah, cukup Bagus untuk di baca dan syarat dengan Arti.
Yuk Langsung di Simak Puisi Puisinya.
SECANGKIR KOPI
Menggigil membeku bagai es.
Awan dingin yang berhasil merasuki tubuh
Berselimut jaket tebal dibalik dinding Bersama secangkir kopi hangat yang menemani dingin
Menghangatkan suasana dengan aroma yang ia miliki Pembawa inspirasi untuk jiwa yang berpotensi
Pahit manisnya rasa bercampur dengan serasi Membawa semua fikiran tak jernih
pergi..
Pergi.
Dengan nikmatnya secangkir kopi yang kapan saja siap dinikmati.
IRI
Satu kata mengundang seribu makna ya... semua orang pernah mengalaminya meskipun iri hati telah ditepisnya
aku juga pernah merasakannya
Aku iri sama anak yang berada
yang keinginannya selalu terwujud
tapi aku juga merasa iba padanya
karna hidupnya bergelimang harta
tak selamanya aku memandang keatas
aku juga memandang yang di bawah
tak semua keinginannya selalu terwujud
tapi aku juga iri terhadapnya mengapa???
karna orang tuanya memanjakannya dengan kasih sayang dan menjaganya dari kaum Adam
Ya... semua itu kehendak Tuhan tapi tidak dengan iri hati yang bisa menjerumuskan kepada Iri hati harus kita jauhi kejelekan lainnya oleh karna itu!!
MATA AIR KEMENANGAN
Rindu terpendam dalam angan Untuk seseorang disebrang Yang kini tlah hilang
Namun terus terkenang Dan akan slalu terkenang
Cahaya kemulyaan takkan pernah padam
Kaulah bagian permata setiap insan Engkaulah bersinar ditengah kegelapan
Senantiasa terlihat indah nan terang Dalam doa kusebut kau disepertiga malam
Para malaikat turun menebar senyuman
Tak pernah bertemu tapi menunggu Hingga saat yang syahdu mulai termengu Meski tatap tak pernah terealisasikan
Semoga harap tetap bersemayam dalam juang
Melantunkan garis lagu kehilangan Bersama deretan patuh bernama pengabdian
Seolah pujian tak terbayarkan oleh kenangan Hanya potongan asa sisa semalam Bu nyai...
Engkaulah mata air yang selalu mengalir
Terkenang dan tetap dalam benak kerinduan
SENYUM
Manis tak kalah dengan madu Menarik tak bosan saat dipandang Saat kau tarik kedua ujungnya tuk membuat lengkungan yang indah di bibir
Seakan tak pernah tua wajahmu Karna senyum selalu kau hadirkan dalam hidupmu Satu persatu masalah hilang Karna senyum yang tak pernah kunjung pudar
Selalu kau abadikan disetiap hari-harimu Bagai hiasan yang kau lukis permanen di wajah
Kau hipnotis orang yang memandang dengan senyuman yang mematikan..
Hatiku bergetar seiring dengan langkahmu juga merasa merdu yang membuat
merinding bulu kudukku dengan langkah lambat kau menuju
tempatku bisa kulihat karena bayanganmu
Akankah aku senang akan kehadirannya?
Dan mungkinkah jiwaku akan dibawanya
Tak puas hanya memandang bayan- yang berjalan seiring langkah kakinya
apakah kau datang menjemputku? Mengajakku pergi dari tempat asalku Ataukah kau hanya ingin menghantui pikiranku? Sampai aku kehilangan nafasku
alfikrah 124