Pentingnya Adab melebihi Dunia dan Isinya
Layaknya keluarga yang lain, suatu saat kami merencanakan untuk melepas penat ke suatu tempat yang sejuk, di dataran tinggi untuk mendapat oksigen yg lebih baik dari pada dikota.
Sebuah tempat sebut saja Trawas, 2 jam perjalanan menuju tempatnya, berjumpalah dua sosok yang mengusik pandangan sedang berjalan. Seorang anak menggendong sekeranjang buah Sukun disertai dengan wanita tua, keduanya berpakaian lusuh. Segera aku tepikan mobil sekadar berniat bertanya kemana mereka hendak menuju, ternyata anak kecil dengan keranjang buah itu berlari kecil menghampiri kami dengan polos menawarkan buahnya.
Kami turun dari mobil untuk melihat buah itu, dan dipersilahkan untuk mencobanya, mereka menawarkan dengan harga yg sangat murah hanya 50 ribu untuk 5 buah.
Kutanya pada anak kecil itu berapa usianya, dijawabnya 10 tahun, ia mengambil buah yang mereka tanam di pegunungan yang berjarak 25 km dari rumah untuk dijual ke pasar. Uang itu untuk membeli kebutuhan dapur sang nenek. Kutanya pada nenek itu, kemana orang tuanya, dan jawabannya sungguh mengiris hati, anak kecil ini ditinggalkan ortunya begitu saja hidup dengan nenek yang sudah renta dan sakit. Kami terperanjat dengan jawaban itu. Kami beli semua buah sukunya yang hanya 10biji itu dengan uang sedikit lebih karena sang nenek rencana membeli obat dari sisa membeli kebutuhan dapurnya. Istriku sudah sangat berat menahan tangis karena ia tahu 100 ribu tidak akan cukup untuk belanja dapur, apalagi membeli obat, kami pun memberinya lebih. Kami tawarkan mereka menumpang ke arah pasar yang dituju, namun mereka bertanya dengan nada lirih dan sopan, "Apakah kalian bersedia bersama kami yang kumal ini? Apakah kalian tidak terganggu dengan bau badan dan pakaian kami?"
Astaghfirulloh! Serasa badan saya dicambuk. Mereka orang sederhana namun tetap memiliki wibawa dengan mengedepankan tata krama. Setelah kami jawab dengan senang hati, sang nenek pun masuk ke mobil, melepaskan jaket bertuliskan honda untuk dijadikan alas di jok mobil yg akan mereka duduki dengan alasan tidak mau mengotori mobil yang sudah memberikan kebaikan tumpangan. Seketika menitik air mata kami, sungguh malu semalu-malunya diri ini mendapatkan pelajaran tentang pentingnya adab di atas ilmu dan dunia ini.
Sepanjang jalan hingga tiba di pasar tidak hentinya sang nenek dan bocah itu mengucapkan terima kasih. Mata kami sembab karena air mata yang tidak terbendung oleh rasa malu pada diri.
Sungguh Alloh memberikan pelajaran dengan cara yang unik dan mengena dan asal yang kadang tidak kita sangka sangka. dari sini baru kami faham sabda Rasulullah.
خذ الحكمة ولو من افواه المجانين
"Ambil hikmah walaupun dari Ucapan orang gila" jika dari orang gila saja kita disuruh mengambil manfaat sebuah ucapan apalagi dari orang orang yang ikhlas dan polos seperti mereka..
#KalamHikmah
#Adahikmahdalamcerita
#Ambilhikmah