Puisi Para Perindu Nabi Muhammad SAW
Sahabat Gudang Syair, berikut adalah beberapa Puisi tentang Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. semoga bermanfaat.
PERINDU MUSTHOFA
Tancapan tombak yang mengorek luka
Lembaran rindu yang selalu ingin kulupa
Sakit ini tak hilang Bahkan terpatri di hati
Namamu yang tertera dalam akal fikirku
Selalu dan akan selalu begitu
Pujangga, bukanlah profesiku Apalagi sastrawan
Pena dan kertas bukan senjataku Apalagi sebuah lisan
Perindu, adalah aku
Hatiku, itulah senjataku Yang mengejar-ngejarmu
Bukan perindu sarap
Hanya perindu dalam diam
Yang selalu menyelipkan namamu
dalam doaku
Duhai kekasih Allah
Muhammad al Musthofa
SALAM RINDU YA RASULULLAH
Ya Rasulullah..
Begitu sempurna juga indah engkau
diciptakan
Untuk seluruh semesta alam
Engkau adalah rahmat
Juga pembawa syafaat untuk umat
Dengan kebijakan sikapmu....
Semua masalah terpecahkan
Kesabaran yang tak ada habisnya Akan banyaknya hinaan juga cacian namun.. tak ada secuilpun rasa dendam dalam hati Ya Rasulullah...
Dalam belenggu kerinduan Yang menjalar dalam jiwa
Teladan yang kau contohkan
Sunnah yang kau anjurkan
Mendatangkan sebuah ketenangan Bersama aliran darah Yang terikat dalam iman tentang kisah yang begitu Mengesankan
Tangis haru akan kebahagiaan Tersimpulkan dengan senyuman
di Setiap langkah perjalanan Harapan akan kehadiran
Dalam Shalawat yang terlantunkan
Dan salam rindu semoga tersampaikan
Kepadamu.. Ya Rasulallah
SEMPURNAKU
Aku memang sempurna!
Mempunyai wajah elok dan tubuh nan molek
Suara medu bak embun pagi
Kecerdikan melebihi abu nawas
Kecerdasan menurun dari albert einsten
Aku memang sempurna!
Memiliki akhlak yang mulia
Mendapat kasih sayang cukup
Semua orang menyukaiku
Setiap kaum adam memandangku kagum
Membuat iri banyak hati
Ah...
Kesempurnaan yang indah Namun, tak sedikitpun melebihi kesempurnaanNya
Maha sempurna dari setiap yang sempurna Sempurna yang kekal dimilikiNya
Oh...Dapatkah kupertahankan sempurnaku
Saat yang maha sempurna tak menghendaki?
Inilah!!Sempurnaku yang tak sempurna
BAYANGANMU
Rindu ini menyesakkan dada Mencabik-cabik rasa yang terpendam Menggoyahkan iman
antara bertahan atau pulang menjadi pecundang Jika bertahan tak kuat ku tahan
dalam bait-bait doaku Namun jika aku pulang Apa kau bahagia? Kerinduan ini merampas keindahan hatiku Aku sadar ini rindu yang salah Tapi maaf Ini tidak dapat ku pendam dalam dalam
GURU KULO
Duh guru kulo, Kulo mboten kesupen
Dumateng pengorbanan panjenengan
Kulo saget nyerat soho maos Mangertos suargo soho neroko
Ugi saking panjenengan
Menopo panjenengan sambat?
Menopo Panjenengan bosen dateng
kulo?
Duh mboten
Duh guru kulo
Panjenengan obore manah kulo Panjenengan pahlawan sejati Matur sembah nuwun guru
Puisi ini diambil dari Majalah AlFikrah.