Khianat Terbesar wajib dijauhi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul, dan jangan pula kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, padahal kamu mengetahui.”
(QS. Al Anfal: 27)
Saudaraku,
Sebesar-besarnya khianat adalah mempercayakan suatu urusan penting kepada yang tidak memiliki kapasitas untuk mengelola urusan tersebut. Seperti menyerahkan urusan umat, rakyat dan negara kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa jika bukan ahlinya yang mengelola, tunggulah kehancuran tiba...
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radadhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat”. Dia (Abu Hurairah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?’ Beliau menjawab, “Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu!”
(HR. Al Bukhari)
Saudaraku,
Suatu hari, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan fenomena akhir zaman yang pernah didengar langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
سَيَأْتِيَ عَلَى الناَّسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيْهَا الأَمِيْنُ وَيَنْطِقُ فِيْهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيْلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan tiba pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika itu, orang _Ruwaibidhah_ berbicara. Ada yang bertanya, “Siapa _Ruwaibidhah_ itu?” Nabi menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.”
(HR. Hakim)
Hadits ini menunjukkan bahwa ketika nilai sudah tumpang tindih dan tak begitu diindahkan: orang bohong dianggap jujur; orang jujur dianggap bohong; pengkhianat dianggap amanah; orang amanah dianggap pengkhianat. Di situlah muncul _zaman Ruwaibidhah_, yang dijelaskan Nabi sebagai orang bodoh, pandir, dungu tapi mengurusi orang umum...
Saudaraku,
Sudah sepatutnya kita meletakkan segala sesuatu pada tempat-tempatnya...
وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
"Dan perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”
(QS. Al-‘Ankabut: 43)
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
”Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
(QS. Ar-Ruum: 22)
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ
”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadalah: 11)
Saudaraku,
Hadits Abu Hurairah di dalam Shahih Bukhari dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan: bahwa beliau pernah ditanya: kapan hari kiamat? Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjaga amanah, menyerahkan segala sesuatu pada ahlinya untuk meraih ridha-Nya...
A