BUKALAH PINTU TAUBAT DENGAN PENYESALAN ATAS KEKHILAFAN YANG TELAH KITA LAKUKAN
Sobat gudang syair, Hidup di dunia ini ibarat masa menanam, dan hidup di akhirat adalah masa menuai. Kalau tidak maksimal menanam amal kebaikan, bagaimana mungkin bisa menuai kebahagiaan? Allah Azza wa Jalla berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُون
“Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian dengan sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
Saudaraku, Penyesalan akan membuka pintu taubat, sekalipun datangnya di belakang, dan tidak mungkin ada di depan. Karena penyesalan datang apabila seseorang sudah melakukan sesuatu kekhilafan. Kita jadikan penyesalan itu sebagai pembelajaran besar untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Bersabar dengan selalu mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa kita. Sebagaimana, Allah Azza wa Jalla berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negeri kalian dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (QS. Ali-Imran: 200)
Saudaraku, Hilangkan rasa takut dan khawatir terhadap segala sesuatu masalah yang datang. Sebagaimana, Allah Azza wa Jalla berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushilat: 30)
Saudaraku, Masa lalu tak akan bisa kita genggam lagi. Kita tak bisa mundur ke belakang dan memperbaiki kesalahan yang ada pada saat itu. Waktu akan terus membawa kita melaju ke depan. Kita akan terus ditarik ke depan untuk melanjutkan perjalanan kehidupan.
Saudaraku, Ada proses pendewasaan di balik penyesalan dengan bertaubat. Diri kita yang hari ini berbeda dari diri kita yang dulu karena pengalaman dan penyesalan yang mengubah kita. Bila kita bisa mencoba sisi baik atau positif dari setiap kejadian yang ada, kita akan tumbuh lebih dewasa dari waktu ke waktu. Masalah hadir untuk membuat kita banyak belajar dan memaknai kehidupan dengan cara yang lebih bijak...
Saudaraku, Menurut Imam Ghazali, taubat yang baik adalah taubat yang memenuhi tiga kriteria. Pertama, meninggalkan dosa-dosa ( _al-iqla' an al-dzunub_). Kedua, berjanji tidak mengulangi ( _al-azm an la ya'uda_). Ketiga, menyesali diri atas dosa-dosa yang diperbuat dan atas hilangnya kesempatan dan peluang baik secara sia-sia ( _al-nadam`ala ma fata_). Kriteria yang ketiga di atas, yaitu penyesalan, dipandang Imam Ghazali sebagai kunci sukses taubat. Hal ini, karena tanpa penyesalan yang mendalam, sukar dibayangkan seseorang akan benar-benar bertaubat. Itu sebabnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memandang bahwa penyesalan itu identik dengan taubat itu sendiri, sebagaimana sabda beliau, _''al-Nadamu taubatun,_ penyesalan adalah taubat itu sendiri.''
Saudaraku, Orang yang benar-benar menyesal, menurut Imam Ghazali, ditandai tiga hal. Pertama, hatinya lentur dan sensitif serta tidak membeku dan membatu seperti batu cadas ( _riqqat al-qalb_). Kedua, air matanya mudah meleleh tanpa sadar ( _ghazarat al-dumu'_). Ketiga, ia kapok dan benci pada dosa-dosa yang dahulu pernah dinikmatinya. Orang yang bertaubat dengan tingkat penyesalan seperti di atas layak mendapat pengampunan dari Allah Azza wa Jalla.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyesali setiap kekhilafan yang pernah kita lakukan untuk membuka pintu taubat dan meraih ridha-Nya.





