-->

Postingan Terupdate

Sadarlah..

SADARILAH PADA AKHIRNYA SEMUA AKAN KITA TINGGALKAN Sobat gudang syair , Kala titik air jatuhkan diri ke bumi. Itulah tanda sang awan tuntask...

Mari Introspeksi diri

gudang syair
25 Oktober, 23.40 WIB Last Updated 2025-10-26T06:40:18Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

INSTROSPEKSI DIRI ADALAH CERMIN ILMU KEHIDUPAN



Sobat gudang sya'ir, Manusia ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai makhluk yang tak lepas dari kekhilafan dan kesalahan. Sudah semestinya setiap manusia senantiasa bisa instrospeksi diri, mengkoreksi kesalahan diri sendiri, kemudian dijadikan pelajaran agar bisa berbenah diri.

Introspeksi diri bisa menjadi bahan perenungan sebelum menilai orang lain. Kita seringkali sibuk mengurusi hidup orang lain seperti mengomentari bahkan hingga menghakimi dengan ukuran diri sendiri. Semestinya saling introspeksi diri, bukan saling mengoreksi apalagi saling mencaci.

Maka dari itu, kita perlu bercermin atau introspeksi diri sebelum menilai orang lain. Introspeksi atau refleksi diri merupakan proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran mendalam yang didasari, keinginan. Selalu ada pelajaran baik dari setiap kejadian yang menyakitkan, selama kita mau introspeksi diri. Kesulitan senantiasa menghadirkan peluang untuk introspeksi diri. Tetaplah bersabar dalam setiap "kekalahan" kita. Tetaplah introspeksi dalam setiap kesalahan kita. Tetaplah rendah hati dalam setiap "kemenangan" kita.

Kita sering mendengar istilah, bercermin dulu sebelum menilai orang lain. Bercermin dalam hal ini bermakna kiasan, sebagai tindakan untuk menilai diri sendiri dari segala hal.

Yang perlu diperhatikan dalam bercermin adalah kualitas cermin itu sendiri. Kalau cerminnya bening, bersih dan tidak rusak, tentu bayangan yang ditampakkan juga akan kelihatan jelas. Dalam mengevaluasi diri, cerminnya adalah ilmu, yaitu ilmu tentang akhlak. Semakin baik ilmu yang kita miliki, maka semakin objektif penilaian yang kita lakukan.

Jadi jelas, kunci dalam menilai diri sendiri adalah ilmu sebagai cermin kehidupan. Jangan pernah bosan untuk selalu menambah dan memperbaharui ilmu itu, agar penilaian yang kita lakukan terhadap diri kita selalu tepat.

Ilmu yang bermanfaat akan selalu menjadi cermin yang baik, dan menjadikan pemiliknya selalu berhati-hati dalam bertindak. Namun demikian, tak semua orang dianegurahi kelebihan dalam ilmu. Maka yang terjadi, tidak semua orang bisa menilai dirinya sendiri dengan baik dan tepat.

Saudaraku,
Ego dan nafsu senantiasa mendorong kita untuk melupakan kesalahan dan kejelekan diri dan cenderung lebih suka menilai kejelekan orang lain. Sifat seperti ini bisa masuk dalam kategori pengumpat dan pencela.

Allah Azza wa Jalla sangat tidak menyukai orang yang mengumpat dan mencela orang lain. Tak peduli orang tersebut rajin ibadah dan bagus amalnya, tapi jika dia suka menilai kejelekan orang lain dan melupakan kejelekan dirinya sendiri, maka neraka adalah baginya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ


“Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (QS. Al-Humazah: 1)

Allah Azza wa Jalla juga berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ


"Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk ( fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ


"Wahai orang-orang yang beriman. Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang."(QS. Al Hujurat: 11-12)
Manusia hidup di muka bumi untuk sawang-sinawang, saling 'memandang' dan introspeksi. Tetapi bukan berarti kita memiliki hak untuk berkomentar, menilai, apa lagi menghakimi setiap tindak-tanduk orang lain.

Menurut Tafsir Al-Maraghi, ayat ini turun berkenaan dengan teguran atas ejekan yang dilakukan oleh Bani Tamim kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang miskin. Terdapat beberapa term yang berkaitan dengan pencela dan pengumpat secara umum dalam ayat ini. Pertama, yaskharu (mengolok-olok), yaitu menyebut kekurangan orang lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan. Kedua, talmizu (mengejek) baik dengan perkataan langsung atau isyarat. Ketiga, tanabazu yakni saling memberi gelar yang buruk. Ketiga jenis perbuatan tersebut termasuk dalam kategori bullying.

Memberi penilaian bukan sebuah larangan, apalagi di media sosial yang terkenal dengan _free writing and speech._ Namun harus diingat Allah Azza wa Jalla telah memberi peringatan, “boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok.”

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah untuk senantiasa disibukkan instrospeksi diri sedemikian rupa sebagai cermin kehidupan hingga tidak sempat mengoreksi orang lain untuk meraih ridha-Nya.

Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+