Waktu adalah Uang Tidak sepenuhnya Benar
Sahabat gudang syair, Menjelang pergantian akhir tahun kita dapat bermuhasabah, mengambil hikmah, merenungkan kembali betapa berharganya waktu. Bahkan ada yang menyatakan bahwa waktu adalah uang, tapi uang bukanlah waktu. Karena kita dapat mengetahui berapa banyak sisa uang yang kita miliki. Namun kita tidak akan pernah tahu berapa lama sisa waktu yang kita miliki di dunia ini. Oleh karena itu, sadarilah dan persiapkanlah segala sesuatunya agar kita dapat mengisi waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya...
Sahabatku, Al-Imam Sufyan Ats-Tsaury rahimahullah berkata,
من لعب بعمره ضيع أيام حرثه، ومن ضيع أيام حرثه ندم أيام حصاده
"Siapa yang bermain-main dengan umurnya maka dia akan menyia-nyiakan hari-hari yang seharusnya dia gunakan untuk menanam (beramal shaleh). Dan siapa yang menyia-nyiakan hari-hari untuk menanam, maka dia akan menyesal pada hari-hari menuai (akhirat)."
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
إذا حَـضَرَ الـمَوْت فَـإنّ الـتَّوبة لا تُقبَـل، وأنـا أسْـألُ كُـلَّ إنْسَـانٍ : هـَل يَعْـلَمُ متى يَحْضـُرهُ الـمَـوْت ؟
"Apabila maut menjemput maka taubat seseorang tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Aku hendak bertanya kepada semuanya, "tahukah kalian kapan maut akan menjemput?"
لا يعـلم، إذاً لا بـدّ من الـمبادرة بالـتوبة، لأنـك لا تـدري في أيّ وقـت يحضُـرك الـموت، فـمن الناس من نام على فراشـه في صحـةٍ وعـافية ثم حمـل من فراشـه إلى سـرير الـتغسيل، ومن الـناس من جلس على كرسي الـعمل يعمـل ثم حُمِـل من كرسي الـعمل إلى سـرير الـتغسيل، كـل هـذا واقـعٌ وأمْثـال هـذه الـمفاجـأة كثيـر، فـإذاً ..، يجـب أن نُبـادر بالـتوبـة، نسـأل الله أن يُعيننـا وإيـّاكم على ذلك، بـادروا بالـتوبة، قبـل أن تغـلق الأبـواب
"Jawabannya: TIDAK ADA YANG TAHU. Kalau begitu wajib untuk segera bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, karena kamu tak tahu kapan maut akan menjemputmu.
Sahabatku,Mayoritas Ulama menyebutkan bahwa syarat taubat minimal ada tiga,
1. _Al iqla’_ (berhenti melakukan maksiat)
2. _An nadam_ (menyesal)
3. _Al ‘azm_ (bertekad untuk tidak mengulang lagi)
Orang yang melakukan tiga hal ini maka ia dianggap sudah bertaubat. Dan tiga syarat ini yang paling banyak disebutkan para Ulama ketika menyebutkan syarat-syarat taubat. Umar bin Khathab radhiallahu 'anhu mengatakan,
التَّوْبَةُ النَّصُوحُ أَنْ يَتُوبَ ثُمَّ لَا يَعُودَ إِلَى الذَّنْبِ، كَمَا لَا يَعُودُ اللَّبَنُ إِلَى الضَّرْعِ
“Taubat nasuha adalah dengan tidak mengulang lagi dosa yang ia taubati, sebagaimana susu yang tidak akan masuk lagi ke perahannya.”
Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan,
هِيَ أَنْ يَكُونَ الْعَبْدُ نَادِمًا عَلَى مَا مَضَى؛ مُجْمِعًا عَلَى أَلَّا يَعُودَ فِيهِ
“Taubat seorang hamba adalah dengan menyesal terhadap apa yang telah ia lakukan, ditambah dengan tekad untuk tidak melakukannya lagi.”
Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,
يَجْمَعُهَا أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: الِاسْتِغْفَارُ بِاللِّسَانِ ، وَالْإِقْلَاعُ بِالْأَبْدَانِ ، وَإِضْمَارُ تَرْكِ الْعَوْدِ بِالْجَنَانِ ، وَمُهَاجَرَةُ سَيِّئِ الْإِخْوَانِ
“Taubat itu menggabungkan 4 hal: istighfar dengan lisan, berhenti melakukan maksiat dengan badan, bertekad untuk tidak kembali melakukannya dengan anggota badan, dan menjauhi teman-teman yang buruk.”
(Dinukilkan dari Tafsir Al Baghawi, 8/169)
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bertaubat atas segala dosa dan khilaf yang kita lakukan untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin ya Rabb.